Monday, June 12, 2006

hati yang berjarak

Hati yang Berjarak

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya; "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab; "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?" Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka.

Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.

Sang guru lalu berkata; "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak.

Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan; "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.

Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan.

Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan; "Ketika anda sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang bijaksana. Karena waktu akan membantu anda."

source: unknown

Sunday, June 11, 2006

aku membohongimu karena aku mencintaimu

Aku Membohongimu, karena Aku Mencintaimu

kisah mengharukan, bagaimana dusta
bisa menyelamatkan sekeping jiwa dari luka

seberapa jauh kita diizinkan cinta untuk berdusta? berapa kali kita bisa menggunakan perisai kebohongan, demi menjaga sebuah hati dari luka?

jawabku; sejauh-jauhnya, sesering-seringnya...

kejamnya hidup, pahitnya kenyataan, hitamnya langit nasib, harus ditutupi sekuat tenaga... karena tugas cinta adalah menghadirkan keindahan-keindahan... (kalau menyuguhkan kenyataan, siapapun bisa: koran, majalah, televisi, tukang pos, penagih kartu kredit, bahkan musuh-musuh kita paling gemar menyampaikannya....)

kehidupan, dengan perih dan legitnya, dengan keindahan dan kekejamannya, pada akhirnya adalah bagaimana ia sampai ke pikiran kita. hanya masalah penerjemahan...

dan tugasmulah, menerjemahkan teks-teks kehidupan seindah mungkin ke dalam pikirannya. jadikan semuanya, duka dan luka, sebagai syair-syair indah... nyanyikan derita seriang mungkin... (bila perlu, seperti penyanyi dangdut yang meratap sedu sedan, namun para penonton toh bisa menggoyang-goyangkan badan).

sumber mata air duka adalah pengetahuan... dan benih kebahagiaan adalah pengharapan...

maka hadirlah selalu di dekatnya, untuk mengelabui mata dan hatinya dari hidup yang buas ini... dustai dia, agar sampai sejauh-jauhnya di hatinya bersemai harapan... dia tidak perlu tahu semuanya... sampai pada akhirnya, kau dan dia, menyerah kalah pada kekalnya kematian.

dusta adalah bukti cinta, yang harus dilakukan karena kau sungguh tak siap untuk kehilangan... toh tak ada yang demikian penting dalam hidup ini, sehingga kau perlu bergegap gempita mengabarkan kebenaran...

mengapa tak kau beri kesempatan hatinya bahagia... seperti anak kecil yang tak bisa menanggalkan senyum dari bibirnya, karena kau puji lukisannya, meski kau tak bisa menerka, gambar apa gerangan yang dibuatnya...

itu kalau kau memang benar-benar mencintainya...

Friday, June 09, 2006

jangan bandingkan soekarno dengan soeharto

kegemaran soeharto: tembak menembak!

beberapa hari lalu, aku baca sebuah artikel di koran lokal. idenya kira-kira gini:

"Mestinya bangsa ini meniru cara Soeharto memperlakukan pendahulunya, Soekarno. Beliau tidak pernah berniat mengadili Presiden RI pertama ini, meski desakan rakyat saat itu sangat kuat. Beliau memegang teguh prinsip mikul dhuwur mendhem jero, menjaga nama baik, memendam kesalahan. Bla bla bla..."

ck ck ck... kedengarannya arif betul ya.

ni orang tau ngga ya, gimana soekarno sebenernya diperlakukan? dalam keadaanm sakit komplikasi, dipenjara di sebuah rumah, wisama yaso di jalan gatot subroto, ngga boleh baca koran, nonton teve, denger radio. diisolasi dari dunia luar, bahkan tragisnya, tak bisa dikunjungi siapapun. dia hanya ditemenin dokter yang tak punya kemampuan speasialisasi.

aku melihat potret kepiluan soekarno dalam buku memoar oei hong kian, dokter gigi percanakan cina, yang merawat soekarno. proklamator indonesia ini terpaksa harus sering mengaku sakit gigi, supaya bisa keluar menemui anak-anaknya. itu pun lewat pintu samping, dengan pengawalan superketat.

bayangkan, rahmawati dan anak-anak soekarno yang lain harus melapor ke penguasa militer untuk bisa bertemu ayahandanya. itu pun dengan waktu yang sangat terbatas.

tak usahlah kita selisik, apakah soekarno dicekoki racun atau diberi obat tidur overdosis. dengan kondisi begitu saja pun, dia memang tidak akan berumur panjang.

soekarno tidak saja dihukum saat masih hidup, tetapi ketika sudah jadi jenazah. soeharto tidak meluluskan permintaan soekarno yang ingin dimakamkan di bogor, di bawah rindang pohon tua yang di sisinya ada sungai kecil, mengalir jernih.

dia "dibuang" ke blitar, dengan alasan itu permintaan keluarga. keluarga siapa? (keluarga cendana kali ya). padahal, soeharto merasa gentar kepada si bung, bahkan saat si bung sudah menjadi jenazah...

"apabila dia dimakamken di dekat pusat negara, bisa menyebabken konsentrasi daripada massa. oleh sebab itu, makamken dia jauh-jauh..." begitu kira-kira "petunjuk"-nya.



kegemaran soekarno: nembak cewek berkelas


itu baru satu hal. kesalahan soekarno dan soeharto pun tidak sama. kesalahan soekarno, itu pun kalau hendak dinamakan kesalahan, adalah persoalan politik, masalah ideologis. sementara soeharto adalah soal korupsi dan pelanggaran HAM.

mulai esde sampe esema, aku dicekoki buku sejarah yang sarat dengan pesan terselubung, bahwa soekarno punya hubungan khusus dengan komunis. di mata kami, para pelajar nan lugu di kampung-kampung sana, soehartolah pahlawan yang menyelamatkan bangsa ini dari cengkraman komunis, manusia-manusia yang tak bertuhan itu!

karena itu, kalo sampe ada temen yang menuduh aku komunis, bisa dipastikan kami akan "main" di lapangan dekat sungai, dan pulang ke rumah dengan bibir pecah-pecah (tapi ngga sampe tenggorokan kering atau susah buang air besar sih).

untunglah belakangan aku tau, soekarno itu bukan komunis, juga bukan liberalis, bahkan bukan agamis. dia hanya orang yang sangat terobsesi dengan persatuan. dia tidak mau tau, seseorang itu komunis, jawa, buddha, miskin, pinter, berkulit gelap, atau ciri apapun. yg penting indonesia!

kalo soal ideologi, dia agak merapat ke kiri karena memang didorong oleh kemuakannya kepada imperialisme dan kapitalisme, yang terbukti hingga hari ini sudah mencabik-cabik jati diri kita sebagai bangsa.

"biarkan kekayaan negeri ini tetap terbenam di bumi, hingga insinyur-insinyur kita sendiri sudah bisa menggalinya".

itu salah satu quote soekarno yang menggambarkan dia manusia yang visioner, seakan dia sudah tahu di tahun 50-an, kelak freeport, newmont, exxon, dsb, akan menguras habis sari-sari tanah negeri ini. nasihat yang diberikannya 50 tahun lalu, namun hingga hari ini belum bisa kita ikuti.

pokoknya mereka beda deh. udah capek nih nulisnya.

oiya, ada kata bijak. "ada orang yang tetap hidup meski sudah berpuluh tahun pergi dari dunia, namun ada juga yang sudah mati, meski masih berada di sini, di sekeliling kita."

itu barangkali cara yang paling efisien untuk membedakan keduanya, paling tidak di hati saya...



Tuesday, June 06, 2006

lelaki bisa bersetubuh tanpa jiwa


//gadis 1//
ada apa denganmu? saat kutatap, di dirimu hanya ada
sepasang mata, seperti mata-mata yang lain…
bibir itu, hilang di antara seribu bibir yang pernah kucium,
sesosok tubuh, tiada beda dengan tubuh-tubuh yang pernah terselip di bawah tubuhku, tak meninggalkan kenangan apapun…

//gadis 2//
jangan memelas begitu… aku tak pernah suka
menangkap hati yang jatuh
tangisan tak mengubah apa-apa karena

air mata tak menyuburkan rasa yang layu
tak menunda kekalahan lebih lama

//gadis kesekian//
bangunlah gadis kecil. ruas waktumu denganku
sudah sampai ke ujungnya
cari tubuh-tubuh lain
usai deru napasnya, ada uang kontan

tadi belum cukup kan? katamu emak sakit di kampung
eh, siapa tadi namamu?

“aku ingin menjadi, atau setidaknya menjadi seperti laki-laki, yang bisa menjelajahi tubuh wanita tanpa rasa apa-apa; yang percaya bahwa cinta sejati tak harus satu, karena setiap cinta punya kepenuhannya sendiri-sendiri; yang bisa meminjam bibir seorang wanita untuk menghapus bekas bibir wanita lain di bibirnya”

gw sampe diem denger pengakuan lo yg begitu desperate, atau minjem istilahmu, pathetic!

lu sebenernya muak banget kan dengan laki-laki, tapi lu ngga punya pilihan lain untuk dicintai--belum cukup bahan untuk jadi lesbi. tapi jadi wanita budha berjilbab udah kan?

“sialnya, ngga ada yang bisa menggantikan deru napasnya di belakang telingaku. kami dikutuk untuk membutuhkan sesuatu yang kami benci!”

gw diem lagi …………

eh, lu inget ngga? quote dari film kungfu itu? seorang wanita mestinya punya tiga hati; satu untuk seluruh dunia, satu untuk seseorang yang dia cintai, dan satu untuknya sendiri.

yup, dunia kecil yang sunyi dari luka, hati yang selalu perawan, walau tubuh dan kedua hatimu yang lain, robek tercabik-cabik.

oiya, lu tau ngga, napa ngga ada pelacur laki-laki? karena mereka, eh kami ding, emang udah pelacur dari sononya… bisa bersetubuh tanpa jiwa...


iya sih, namanya juga bersetubuh, kan bukan bersejiwa.

catatan: bait gadis1 dari //love// oleh pablo neruda. mucchas gracias, señor neruda!

Monday, June 05, 2006

rossi, potret keberanian memilih


dari tahun 2001 s.d. 2005, the doctor--sebutan cool-nya valentino rossi, begitu dominan. nonton motogp jadi ngga menarik; juaranya gampang banget ketebak. tahun ini berbeda. sebelum kemenangan dia di mugello kemaren, orang udah pada pesimis dia bisa juara.

rossi adalah potret keberanian membuat pilihan. siapapun tau, yamaha itu kalah power sama honda. tapi rossi ngga suka, banyak orang beranggapan dia menang karena nyemplak motor yang kenceng. dan pilihan yang menyentakkan itu pun dibuatnya: dia ke yamaha. resikonya, dia bisa kehilangan titel juaranya.

tapi terbukti dia tetap bisa menang, sekalipun dengan susah payah. orang bilang doohan itu maestronya balap motor, tapi buat gw, rossi adalah juara sejati, biarpun tahun ini misalnya, dia kehilangan gelar.

*****

keberanian membuat pilihan inilah yang ngga selalu gw punya. terlalu banyak mikir ke depan, padahal gw berani buat semboyan "reguklah hari ini". usia ternyata buat kita makin penakut ya... ke mana spontanitas, ke mana jiwa yang meledak-ledak, ke mana hidup suka-suka itu?


ini bukan rossi ya. huehehehe, pantes ngga?

hidup dengan penuh pertimbangan, adalah hidup yang membosankan. kalo misalnya diangkat ke layar lebar, dijamin ngga bakal dapet box office. nah, kalo kita suka nonton tokoh yang spontan, brave, dan sedikit-sedikit nekad, kok kita sendiri jadi cecurut yang penakut? ngga adil banget!

kita tidak bisa mengharapkan orang berani ke puncak merapi, sementara kita sendiri ngintip pake teleskop dari kejauhan. cari aman! nah itu dia penyakit yang memalukan.

(btw, pengen juga ngeliat rossi beneran pindah ke f1. sapa tau bisa buat sejarah yang lebih gila lagi. espero por el momento, doctore! )

Sunday, June 04, 2006

ingin pulang ke desa


berada di sini, di antara lenguhan kerbau dan bunyi lonceng sepeda, melihat sinar matahari dari tepi langit sana, tiba-tiba sudah terjebak pada titik-titik embun di pucuk-pucuk ilalang, membuat kota tempatku hidup bisa kubayangkan dengan cara lain...

riuh deru, kepungan debu, topeng kepura-puraan manusia-manusia sok sibuk yang sebenarnya tak pernah peduli apapun kecuali dirinya...


"gerbang" menuju desaku, sekitar 15 km lagi

di sini mereka tak pernah menyembunyikan kerut-kerut di wajah, karena itu memang monumen sejarah, berapa tonggak usia telah dilangkah...

bukan seperti di sana, kulit wajah sampai lelah menahan timpaan berlapis topeng kosmetika dengan sederet rumus kimia (termasuk titanium dioksida, yang sebenernya merupakan bahan pemutih cat, tapi banyak dipakai untuk body and face whitening)

apa sih yang ku dan kau cari di sana? pendapatan lebih besar, untuk pengeluaran yang lebih besar pula? nutrisi yang lebih baik, untuk menghadapi polusi yang lebih ganas? hidup ini sendiri sudah absurd, dan makin-makin absurd pula kalau di sana... roda kesia-siaan berputar lebih cepat, seperti buru-burunya angkot mengejar setoran.

tapi apa bener aku mau di sini? di desa yang belum tentu ada di peta-peta?

boleh kujawab nanti saja ya? buru-buru neh mau balik ke kota!

Friday, June 02, 2006

bang**t! bencana itu bukan hukuman

soal komentar, anak bangsa ini memang luar biasa jagonya. jumlah kalori yang dikeluarkan komentator (dan penonton) sepak bola, nyaris sama dengan yang dibakar oleh pemain bola di lapangan.

tapi kalo soal bola, tak apa-apalah...

yang buat geram, mereka yang berkomentar soal bencana. "itulah azab dari tuhan, karena mereka banyak dosa, banyak maksiat, bla bla bla".


busyet! orang udah kena musibah, dikatain banyak dosa pula. mereka sedang menunjuk hidung para korban sembari berkata, "kau layak mendapatkannya, karena kau berdosa!" itu yang mereka katakan pada rakyat aceh yang diterjang tsunami, juga dikatakan kepada warga bantul yang diguncang gempa.

inilah orang-orang yang terlalu mudah mengadopsi kisah di kitab-kitab suci, yang memang kerap menggambarkan tuhan sebagai sosok yang langsung marah begitu ada makhluknya yang berbuat salah. bahkan dalam bagian tertentu di perjanjian lama, sebagian juga dikisahkan dalam alqur'an, dosa satu atau beberapa orang, bisa mendatangkan konsekuensi hukuman bagi orang satu kampung.

tapi yang punya otoritas untuk mengatakan sebuah bencana adalah hukuman dari tuhan itu hanya kitab suci! kita tidak layak ikut-ikutan menghakimi!

saya yakin, tuhan tidak begitu selera lagi menghukum manusia di atas dunia, sebab kalau demikian, mestinya israel yang biadab itu dulu yang kena gempa atau tsunami terdahsyat. bukankah tiap hari dia menjadi jagal bagi anak-anak palestina?

soal maksiat? wah, mestinya swedia atau belanda dong, yang jelas-jelas melegalkan segala bentuk pelacuran, bahkan denger-denger di belanda ada wacana untuk melegalkan perempuan mulai ngeseks sejak umur 12 tahun. enak banget tuh datangin tsuanami di belanda, orang negerinya di bawah permukaan laut.

jadi para bang**t yang hipokrit, tolong berhenti menambah beban bagi mereka yang terkena bencana. jangan sok mengerti kehendak dan rencana tuhan. diam dan tunggu saja, siapa tahu besok giliranmu, dan aku janji tidak akan memakimu dengan kata-kata, "makanya jangan sembarangan menuduh orang sebagai pendosa!"