Wednesday, April 04, 2007

Mengapa Saya Makin tak Percaya?

ketika melihat kepedihan hidup: seorang nenek renta yang harus mendorong gerobak, mengangkat pasir, atau lelaki sepuh yang harus mengayuh becak pukul 11.30 malam di bawah tamparan gerimis, keduanya sekadar ingin mempertahankan hidup; masihkah kau percaya ada tuhan di atas sana?

kalau memang ada, tuhan macam apa itu, yang membiarkan ada derita sepekat itu kepada ciptaannya, derita yang membuatku tak lagi bergidik dengan ancaman neraka (karena di sini, di atas bumi, neraka itu toh sudah digelar sejak kemarin).

ulama, pendeta, pandita, biksu, dan semacamnya, dengan pakaian bersih dan perut terisi nyaman, berbuih-buih mulutnya bicara tentang kasih sayang tuhan... sesuatu yang wajib dipuji karena telah memberi kita kehidupan.

kehidupan apa? kehidupan yang harus dipertahankan dengan mengayuh becak sampai ke pucuk malam?

atau lonte yang harus menahan perih robek di selangkangan dan kalbunya, demi mempertahankan hidupnya, dan hidup bocah yang terlanjur keluar dari rahimnya... entah dari mani siapa...

itu ujian...

tak akan ada manusia yang lulus dari ujian seperti itu; pelacur itu, yang hidup dalam nista, hina, dan derita, tak akan pernah menemukan sebuah alasan pun untuk bersyukur... dan tak akan ada satu pintu surga pun, katamu, untuk orang yang tidak bersyukur.

hidup pun bukan sinetron "religi" di televisi, bahwa akan ada pembelaan tuhan bagi mereka yang bisa sabar dalam derita. (sinetron pukkimaknya itu makin mengikis imanku yang memang tak seberapa).

lantunan ayat suci menggema merobek angkasa dari pengeras suara di menara masjid-masjid, atau kidung pujian bergemuruh di ruang agung katedral indah dengan tata akustik yang presisi... untuk apa, kalau tak ada yang mendengar bunyi napas bengek lelaki tua di ranjang kardus, yang untuk sekadar makan pun tak punya apa, apalagi berobat...

aku belum cukup banyak merasa atau melihat derita, tapi itu pun sudah hampir cukup untuk makin tidak menghormatimu.

jangan-jangan semua ini memang candu, yang membuat kami punya alasan untuk bersabar dalam derita... dongeng-dongeng yang makin hari makin tak masuk akal...

4 Comments:

Blogger tjahaju said...

yach..namanya juga hidup..
kurang lebih gitu deh ujiannya dalam perjalanan menemukan Tuhan.. ketika kita merasa udah menemukan, pasti hati kita merasakan kedamaian karena kebesaran-Nya.

7:14 AM  
Anonymous Anonymous said...

Hidup itu memang tidaklah melulu indah,...kadang penuh tragedi, cobaan, derita, dan tangis. Yang mungkin terkadang membuat kita hilang akal (sampai mungkin terkadang terpikirkan buat bunuh diri).

Tapi, kita juga harus percaya pada Tuhan, dan diri sendiri...bahwa semua itu pasti bisa kita lalui..
Hanya keyakinan seperti itu yang yang membuat mereka2 yang menderita menjadi orang "kuat" yang bisa melalui kejamnya dunia..

Mungkin Anda pun pernah merasakan sendiri pahitnya hidup, tapi toh anda akhirnya bisa melalui semua itu...
Mungkin itulah sekelumit makna dari "Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan dari manusia itu sendiri"

So, buat apalah kita ikut meragukan-Nya, hanya karena pemandangan kelam dari sekitar kita.. mungkin bagi kita itu kelam, tapi bagi mereka itu sudah wajar, lumrah dan mereka mengerti betul keadaan mereka dan dengan lapang hati bisa menerimanya..

Kalau mereka saja tidak meragukan-Nya karena kelamnya kehidupan mereka, maka mengapa kita harus meragukan-Nya padahal kita tidaklah lebih tahu penderitaan mereka...

Yang perlu kita lakukan hanyalah berusaha meringankan beban mereka sesuai dengan kemampuan kita, semampu-mampunya kita...

12:30 AM  
Blogger amethys said...

ikutan komen ah....tulisan anda bener2 membuat saya senyam senyum...
"konon....di dunia ini tercipta berpasang pasangan..ada co ada ce, ada malam ada siang, ada hitam ada putih..(klo yg ini ga pas yah..kan ada biru kuning ijo dll), ada derita ada suka, ada damai ada perang....(dalam diri kita aja kadang ada perang juga yah?)
nah.....semua itu konon semua milik Allah (Tuhan)

nahhhhh......kenapa harus ga percaya ama Tuhan? ga ada ruginya koq mempercayai Tuhan.......(gini nee logika saya, klo toh kelak Tuhan tuh ga ada..kita ga kehilangan apa2 karena mempercayainya...tapiiiii...klo sekarang kita ga percaya Tuhan, eh ternyata kelak Tuhan itu ada....kan kita rugi????)

think about it....

sorry...saya ngga berminat nyinggung sapa2 yah....ini hanya pendapat saya...uiiiih panjang oiii

6:21 AM  
Anonymous Anonymous said...

disanalah jemari tuhan datang, menyapa dan menygayuh kehidupan ...... ditengah jeritan ketidak percayaan akan kebenaran ciptaan ...... kalau betul tuhan tidak ada, lantas apa arti manusia??? ........ layak nya sebuah kursi ...... adakah keadilan manusia untuk merasa,,, ya sekedar merasa untuk memiliki ....

7:36 AM  

Post a Comment

<< Home