Friday, April 14, 2006

jurnalisme provokasi amerika

Karena diskusi soal Tuhan dan agama dianggap "bermasalah", gmn kalo kita bahas jurnalisme (yang aku anggap) provokatif di AS, terutama saat tensi persoalan nuklir Iran meningkat.

berikut ini laporan Bloomberg (saya terjemahkan "seadanya").

Iran Mampu Memproduski Bom Nuklir dalam 16 Hari

Iran, yang mengabaikan desakan DK PBB untuk menghentikan program nuklirnya, diyakini mampu membuat bom nuklir dalam 16 hari, demikian diungkapkan seorang staf Deplu AS.

Iran akan bergerak ke dalam pengayaan uranium berskala industri, melibatkan 54,000 mesin sentrifugal (alat pemutar) di komplek Natanz, demikian dilaporkan Associated Press mengutip Wakil Direktur Program Nuklir Iran, Mohammad Saeedi, yang berbicara di depan televisi milik pemerintah, hari ini.

"Dengan menggunakan 50.000 mesin pemutar itu, mereka mampu menghasilkan uranium yang diperkaya untuk bahan senjata nuklir dalam 16 hari," kata Stephen Rademaker, Deputi Menlu AS untuk urusan sekuriti internal, kepada para wartawan di Moscow.


Laporan Bloomberg ini dianggap provokatif. Analis media di AS, yang masih independen tentu saja, mengecam peliputan ini, dan menganggapnya menyesatkan.

Mengapa menyesatkan?

Karena saat ini, Iran baru memiliki 164 mesin pemutar yang bisa beroperasi. Pernyataan Rademaker di atas, semata-mata merupakan jawaban atas pertanyaan berandai-andai dari wartawan; "Berapa lama waktu yang dibutuhkan Iran untuk memproduksi senjata nuklir, bila, sekali lagi bila mereka sudah mencapai kapasitas skala industri.

Padahal dalam laporan yang sama, Bloomberg juga mengakui bahwa para ahli mengatakan Iran butuh lebih dari 13 tahun untuk menghasilkan uranium yang cukup untuk membuat senjata nuklir jika hanya menggunakan 164 mesin pemutar yang ada saat ini.

Tapi laporan Bloomberg ini tidak ada menyebutkan berapa lama yang dibutuhkan Iran untuk bisa memiliki 54.000 mesin pemutar.


Jadi, media AS ternyata bisa kampungan juga; sensasional, provokatif. Saya yakin, laporan-laporan seperti ini, bisa memicu lebih banyak perang di permukaan bumi, memperburuk hubungan barat Islam, menyediakan bahan pembenaran bagi tesis Samuel Huntington: The Clash of Civilizations.

1 Comments:

Blogger Yati said...

hahaha...emang atheis kali, setau gw juga gitu. Tapi sekarang mungkin udah terprovokasi jurnalisme ala amerika yang bermuka dua. saat negara2 islam melakukan move, maka itu disebut terorisme di koran2 amerika. tapi saat amerika melakukan pembalasan, maka itu disebut aksi membela diri.

1:06 AM  

Post a Comment

<< Home