Tuesday, January 20, 2004

jangan fitnah tuhan sebagai penyebab tsunami

mereka yang percaya bahwa tuhanlah yang mendatangkan tsunami, mereka percaya kepada tuhan yang buas, dan itu bukan tuhan saya. (gm, dalam sebuah sms)


agama, sebagaimana ilmu pengetahuan, tak pernah membiarkan sebuah fenomena pun lolos tanpa ia menjadi sebuah penjelasan atau jawaban. inilah yang disebut ulil abshar sebagai "keangkuhan agama dan sains".

maka ketika ada peristiwa seperti tsunami asia, mereka berebut memberi penjelasan kepada kita. agama misalnya, menyebutnya sebagai sebuah hukuman. (jadi, logikanya, korban itu bersalah dan oleh karenanya layak dihukum. duh..)

ini juga menjadi cerita yang lazim di kitab-kitab suci: kaum nuh ditenggelamkan, kaum luth dibinasakan, israel diserbu belalang, dst. atau mahzab yang lebih halus, mengatakan ini sebuah ujian. (ujian apa? lantas yang mati itu lulus dan yang hidup tidak, atau sebaliknya?)

ilmu pengetahuan pun bergegas, tak mau kalah. katanya, itu karena lempeng-lempeng yang berjatuhan, dsb. bila agama menawarkan tobat sebagai solusi, maka pengetahuan mempromosikan alat deteksi dini tsunami seperti yang di pasifik itu.

yang jelas, tuhan dibawa-bawa: dengan tsunami, ia muncul dengan citra yang bengis dan kejam. (atau kejadian sedahsyat itu bukan kebengisan dan kekejaman?)

terima kasih atas penghiburan emha, yang mengatakan para korban sedang dinikahkan dengan sorga. tapi saya coba kasih pandangan emha itu kepada seorang kerabat yang kehilangan saudara kandung dalam bencana itu, ia menggeleng, tak yakin.

betulkah tuhan terlibat dalam peristiwa itu? ini pertanyaan sulit, seperti sulitnya melakukan konfirmasi dengan tuhan. tapi saya rasa ini kerja alam saja.

tuhan menciptakan alam, dan membiarkannya berproses sendiri. bila semua diintervensinya, akan banyak kejadian yang tak masuk akal.

setiap detik, di alam semesta terjadi peristiwa alam, penciptaan dan penghancuran dalam skala besar (suka baca supernova-nya dee?). dibanding tersedotnya tiga empat bintang ke lobang hitam, tsunami itu tentu "tak ada apa-apanya". entah pula di sana jutaan makhluk (kalau memang di sana ada kehidupan) juga sudah musnah, tersedot ke black hole itu.

tapi, terlepas tuhan terlibat atau tidak, bagusnya tak usahlah sering-sering kita tuduh dia sebagai dalang-nya. pertama, itu jatuhnya bisa menjadi fitnah. kedua, itu tidak fair, karena tuhan lebih sering kita sebut-sebut terkait bencana. soal manusia mendarat di bulan, mobil bisa bergerak dengan tenaga surya, kerap kita namai sebagai kemajuan peradaban kemanusiaan. pendeknya, tuhan hanya diingat dalam bencana. mungkin pula, agar tak dilupakan, maka sering-sering dibuat-nya bencana.

bagaimana pendapat kawan-kawan? atau ada yang berhasil melakukan konfirmasi kepadanya?

oh ya, sebelum dan sesudahnya, astaghfirullahil ‘adzhim...